Menurut hasil penelitian ilmiah dari berbagai macam pakar seperti dokter ahli syaraf, psikolog, dokter anak, dokter kebidanan, dan lain-lain menyampaikan bahwa:
Sudah ada proses belajar sejak dalam kandungan. Rahim ibu lebih menyerupai ruang kelas dari pada anggapan selama ini hanya sebagai ruang tunggu untuk lahir.
Janin telah dapat mendengar secara jelas pada usia enam bulan dalam kandungan, sehingga ia dapat menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai dengan irama nada suara ibunya atau cara ibunya berbicara. Janin juga mampu untuk belajar sedikit mengenai musik pada usia 4/5 bulan dalam kandungan. Artinya: secara pasti janin dapat bereaksi terhadap bunyi dan melodi dengan cara berbeda-beda terhadap ritme atau irama musik. Misalnya: Jika kita memutar lagu berirama lembut, maka janin yang sedang gelisah sekalipun akan merasa tenang atau relaks. Sebaliknya jika kita memutar lagu-lagu dengan irama cepat seperti Rock, maka janin menjadi kurang tenang. Janin dalam kandungan sudah memiliki perasaan, kesadaran, dan daya ingat. Janin dalam kandungan yang diberi rangsangan musik secara teratur dan terus-menerus ternyata mampu memacu kecerdasan bayi setelah lahir.
Anak sudah dimilai sejak awal dari kehamilan ibu karena waktu itulah terbentuknya organ-organ yang menjadi cikal-bakal seorang manusia. Hal itu dapat dioptimalkan selain dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan senam hamil, juga melalui terapi musik. Dengan terapi musik ini dapat merangsang kecerdasan otak janin. Karena itulah setiap hari sang janin dalam kandungan perlu mendengarkan musik yang menenangkan perasaan agar ia kelak tumbuh menjadi anak yang cerdas.
Terapi musik itu adalah materi musik yang mampu mempengaruhi kondisi
kesehatan seseorang, baik fisik maupun mental karena ada keterkaitan
antara musik dengan emosi atau mental seseorang. Khusus untuk ibu-ibu hamil, terapi musik ini bertujuan untuk memberikan stimulasi pada janin.
Patut diketahui bahwa terbentuknya telinga janin diawali pada usia
kehamilan 24 minggu atau 5-6 bulan. Bila seluruh bagian dari telinga
telah terbentuk, maka si janin akan mendengar suara yang datang dari
luar, seperti layaknya kita semua. Yang lebih menakjubkan lagi,
terbukti bahwa janin bukan saja mendengar, tetapi juga memberikan respon
terhadap suara yang didengarnya.
Berdasarkan perkembangan embriologi, otak terdiri dari dua belahan,
yakni belahan otak kanan dan belahan otak kiri yang pembentukannya
dimulai pada awal-awal kehamilan sampai bayi lahir. Belahan otak kiri
merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik yang terdiri dari
berbicara/kemampuan tata bahasa, baca-tulis-hitung, daya ingat, logika,
angka, analisis dan lainnya. Karena bersifat logis, maka otak kiri
berhubungan erat dengan pembentukan kecerdasan otak anak pada pendidikan
formal. Sedangkan belahan otak kanan berkaitan dengan perkembangan
artistic dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama, imajinasi, khayalan,
warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi dan pengembangan
kepribadian.
Bila menyimak penjelasan tersebut jelas sekali bahwa fungsi otak kiri
dan otak kanan, ada kaitannya dengan musik. Dengan demikian, pada
pelaksanaan terapi musik bagi ibu-ibu hamil, maka perangsangan atau
stimulasi mental haruslah mencakup perkembangan dari kedua belahan otak
tersebut agar sang bayi kelak tumbuh dan berkembang menjadi individu
atau manusia seutuhnya. Dengan kata lain, ada keseimbangan antara
fungsi otak kiri dan fungsi otak kanannya.
Untuk anda orangtua Muslim, terapi musik ini bisa di ganti dengan
terapi lantunan Ayat-ayat Al Quran yang Insya Allah hasilnya akan lebih
dahsyat karena selain merangsang kecerdasan otak juga memberikan harapan
lahirnya anak-anak yang memiliki rasa keimanan yang kuat kepada Allah
SWT.